Anggaran HUT Sragen ke-271 mencapai 1 Miliar!

Anggaran untuk HUT Sragen ke-271 mencapai 1 Miliar!

SRAGEN –  Tidak terasa sebentar lagi Sragen akan merayakan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Sragen ke-271. Tentu tahun ini bakal lebih ramai dari tahun sebelumnya karena anggaran yang digelontorkan jauh lebih banyak dibandingkan perayaan tahun sebelumnya.

Di tahun 2017 ini, pemerintah Kabupaten Sragen menyiapkan anggaran yang cukup besar dan fantastis, yakni sebesar Rp 1 Miliar.






Besarnya anggaran enam kali lipat lebih banyak dibanding anggaran tahun lalu, yang hanya di kisaran Rp150 juta. Diharap. Tentu masyarakat berharap bahwa anggaran tersebut bisa digunakan dengan sebaik-baiknya dan cukup untuk memeriahkan Sragen dengan sejuta keindahannya.





Menurut kabar berita yang beredar di Internet :



Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto menjelaskan, puncak perayaan HUT Sragen ke-271 jatuh pada 27 Mei mendatang. ”Itu untuk kegiatan hiburan rakyat. Lebih jelasnya ada di bagian umum,” terang Tatag yang juga ketua umum perayaan HUT kepada Radar Sragen




Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sragen, Tugiyono menyampaikan, jadwal rangkaian perayaan HUT Sragen sudah disusun. Agenda kegiatan cukup banyak. Mulai dari pengajian akbar Habib Syech Abdul Qadir Asegaf,  berbagai lomba, ziarah, olahraga, CFD Spesial, peresmian sejumlah tempat, pameran, hiburan, dan masih banyak lagi.




”Ada banyak kegiatan yang bakal diselenggarakan pada momentum HUT Sragen. Parade Musik Sukowati itu terbagi dalam tujuh kegiatan pentas musik. Meliputi pop, jazz, reggae dut, cokekan atau campursari, tembang kenangan, hadrah, dan dangdut,” ujar Tugiyono.




Selain itu, perayaan Hut juga diadakan dan dimeriahkan di Festival Sangiran, festival kuliner, fun bike, drag bike, dan lain sebagainya.





Pada momentum hari jadi itu, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati juga dijadwalkan meresmikan sejumlah fasilitas umum.  Yakni Seperti Gedung IGD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Kantor Kecamatan Jenar, Kantor Kecamatan Tangen, Kantor Kecamatan Sukodono, Kantor Kecamatan Kalijambe, hingga Jembatan Samodro yang menghubungkan Objek Wisata Religi Gunung Kemukus.





Rangkaian perayaan HUT Sragen sudah dilakukan sejak 1 April lalu. Mulai dari berbagai lomba di sekolah. Sedangkan puncaknya pada 24 Mei nanti saat hari jadi. Berupa tumpengan di Alun-Alun Sasono Langen Putro.






Harapan dari Masyarakat
“Semoga Sragen terus maju namun juga senantiasa menjadi Sragen yang Asri, Damai, sopan dan santun terhadap sesama”
selain itu juga ada masyarakat yang berharap “Jalanan-jalanan yang rusak di Sragen mohon lekas diperbaiki, apakah tidak malu dengan julukan dan disindiri sebagai tempat wisata Jeglongan sewu toh anggarannya juga 1 Miliaran, gak enak juga kalau buat hura-hura. Jalanan bagus sudah membuat masyarakat merasa senang dan diayomi oleh pemerintah Kabupaten Sragen. Semoga harapan kami dikabulkan”







Harapan dari Musisi
“Semoga tidak hanya genre-genre umum saja yang ditampilkan di bagian hiburan musik karena Sragen kebanyakan musisinya juga memiliki genre yang anti mainstream, yakni Metalcore, Hardcore, Deathmetal, Post Hardcore dan lain-lain. Mereka juga butuh wadah dalam bermusik terutama ini dikota sendiri, tentu akan membuka peluang bagi mereka untuk mengasah kreatifitas mereka disini. Dan satu lagi, terkadang genre seperti itu juga sering disebut sesat, padahal tidak. banyak dari mereka juga taat agama. Musik cadas seperti itu banyak yang sudah dihargai terutama di Luar negeri. Semoga Sragen juga begitu”




4 Tahun berkarya, Duo Banda Neira resmi bubar!

4 Tahun berkarya, Duo Banda Neira resmi bubar!
Siapa yang tidak mengenal “Banda Neira”? bagi pengamat atau peminat musik indie pasti tahu tentang Banda Neira.  Banda Neira adalah band folk iseng bertanggung jawab yang digawangi oleh Rara Sekar dan Ananda Badudu. Lagu-lagu yang dibawakan oleh Duo banda Neira terbilang cukup unik dan memiliki ciri khasnya sendiri.




Namun kabar sendu datang dari Banda Neira bahwa mereka tak lagi meramaikan blantika musik tanah air. Hal itu diungkapkan melalui surat terbuka di akun media sosial Banda Neira serta dua personelnya, Rara Sekar dan Ananda Badudu, Jumat 23 Desember 2016.



Sebagaimana yang disampaikan pada akun Instagram resmi DUO Banda Neira :


Setelah menempuh diskusi yang panjang nyaris setahun lamanya, akhirnya kami sampai pada sebuah kesepakatan. Kami bersepakat untuk tidak meneruskan Banda Neira. .
.
Bukan hal yang mudah membubarkan Banda Neira, terlebih kini karya Banda Neira bukan hanya milik kami berdua, tapi juga milik kalian para pendengar. .
.
Namun keputusan sudah bulat. Setelah menimbang-nimbang semua kemungkinan, kami yakin dari semua opsi yang ada ini adalah keputusan paling baik.
.
.
Dengan berat hati, melalui surat ini kami umumkan bahwa kami telah bersepakat untuk berpisah dan mengakhiri perjalanan Banda Neira.
.
.
Kami meminta maaf sebesar-besarnya karena tidak bisa memenuhi harapan teman-teman yang ingin kami bisa terus bermusik bersama.
.
.
Kami hanya bisa berterima kasih sebanyak-banyaknya buat semua pendengar juga teman-teman yang banyak berperan dalam perjalanan Banda Neira. Semoga segala apresiasi, dukungan, kehangatan dan pertemanan yang kami dapatkan dari teman-teman dibalas dengan kebahagiaan dan kebaikan yang berlimpah.
.
.
Terima kasih telah menjadi bagian penting dalam hidup kami. Sebuah kenangan yang akan selalu mengiringi ke manapun kami melangkah selanjutnya.
.
.
Salam,
Ananda Badudu dan Rara Sekar
23 Desember 2016




"Setelah menempuh diskusi yang panjang nyaris setahun lamanya, akhirnya kami sampai pada sebuah kesepakatan. Kami bersepakat untuk tidak meneruskan Banda Neira."




Pengumuman tersebut sontak membuat para penggemar dari DUO Banda Neira merasa sedih sebagaimana mereka membanjiri dengan komentar di akun Instagram resmi milik DUO Banda Neira.




Selain di Instagram, di media sosial Twitter.  Banda Neira masuk jajaran trending topic Indonesia juga. dengan Tagar #TerimaKasihBandaNeira



Tagar tersebut adalah bentuk rasa terima kasih dari penggemar kepada DUO Banda Neira yang telah memberikan warna pada hidup mereka melalui lagu-lagunya.





Bubarnya Banda Neira tak lepas dari kesibukan masing-masing personil seperti  band-band lain pada umumnya yakni tentang pendidikan, pekerjaan, ataupun tak sejalan lagi. Rara saat ini tengah melanjutkan studi di Selandia Baru, sementara Ananda masih menjalani pekerjaannya sebagai wartawan.